Memahami makna filsafat dari sebuah hasil penelitian
Ketika seseorang ingin memahami filsafat mereka dituntut untuk berfikir secara menyeluruh (segala aspek) dengan berbagai macam pertimbangan untuk mendapatkan hakikat sebuah ilmu. Asal mula muncul ilmu itu sendiri berangkat dari rasa keheranan atas sebuah fenomena. Orang yang berkecimpung dalam disiplin ilmu biologi akan mempersiapkan segala hal sebelum melakukan penelitian, termasuk mulainya dengan rasa heran atas apa yang dialami. Dengan merasa heran seseorang akan mencari tahu penyebab terjadinya fenomena tersebut. Dalam kondisi seperti inilah orang akan mengerahkan sekuat tenaga untuk menemukan alasan yang tepat untuk menjawabnya. Oleh karena itu filsafat membantu mereka-mereka yang ingin mengetahui seluk beluk sebuah fenomena dengan mengajak berfikir secara radikal.
Pada analisis penelitian kali ini kami sengaja mengangkat tema dalam bidang mikrobiologi lebih tepatnya tentang “Manfaat Sirih Serah (Piper crocatum) sebagai Agen Anti Bakterial terhadap Bakteri Gram Positif dan Gram Negatif”. Awal mula timbul penelitian seperti ini diduga diawali rasa heran oleh penulisnya tentang kandungan dalam sirih merah seperti alkaloid, tanin, dan minyak atsiri yang memiliki kemampuan antibakteri. Setelah melalui berbagai macam percobaan dan penelitian dapat diambil kesimpulan bahwasanya sirih merah memiliki zat aktif yang bersifat anti bakteri.
Kalau dalam penelitian belum teruji kebenarannya hanya masih bersifat spekulatif maka itu bukan merupakan suatu ilmu. Dalam kasus ini, ketika sudah melalui suatu penelitian yang bersifat pembuktian dan teruji kebenarannya sudah barang tentu merupakan suatu ilmu.
Objek dalam filsafat ada 2 macam, objek material dan objek formal. Objek meterial itu sendiri adalah segala sesuatu yang ada dan mungkin ada, yang ada dalam kenyataan, ada dalam pikiran, ada dalam kemungkinan. Objek meterial dalam penelitian ini adalah benda-benda berukuran mikro seperti bakteri, meskipun tidak tampak oleh kasat mata namun dapat diamati dengan menggunakan bantuan alat berupa mikroskop. Sedangkan objek formal merupakan sudut pandang yang menyeluruh sehingga mencapai hakikat objek materialnya. Contohnya dalam penelitian ini adalah fisiologi dari organisme berukuran mikro (bakteri).
Macam-macam teori kebenaran dalam filsafat:
1. Teori Korespodensi : sesuatu dianggap benar apabila sesuai dengan fakta. Teori ini termasuk kedalam golongan aliran empirisme artinya segala sesuatu didasarkan pada kenyataan yang dapat dibuktikan.
Didalam penelitian ini yang termasuk ke dalam bagian teori ini adalah pada bagian bab III yakni hasil dan pembahasan. Jika dalam pembahasan tentang antibakteri daun sirih ternyata hasilnya menunjukkan bahwa sirih merah mengandung bahan antibakteri dan dapat membunuh bakteri maka itu sudah sesuai dengan kajian teori yang mengungkapkan zat aktif yang terkandung dalam sirih merah.
2. Teori Koherensi : Sesuatu dianggap benar apabila didasarkan pada pernyataan yang benar sebelumnya. Teori ini termasuk kedalam golongan aliran rasionalisme artinya segala sesuatu didasarkan pada akal fikiran manusia.
Jika penelitian ini didasarkan pada penelitian sebelumnya yang mengatakan bahwa sirih merah mempunyai khasiat sebagai penghambat antimikroba yang lain, dan ketika dilakukan sebuah penelitian terhadap bakteri dan ternyata hasilnya sama, maka inilah sebuah kebenaran. Dalam jurnal penelitian ini biasa terdapat pada bab IV yakni saran. Di dalam saran terdapat anjuran tentang uji lanjut dari penelitian itu sendiri sehingga adanya penelitian ini diduga merupakan lanjutan dari penelitian yang sebelum-sebelumnya.
3. Teori Pragmatis : Sesuatu dianggap benar apabila memiliki nilai fungsional. Semua pernyataan akan diakui benar jika bermanfaat dalam kehidupan manusia.
Pada bab I dalam jurnal penelitian biasanya dicantumkan manfaat dari penelitian itu sendiri. Penggunaan sirih merah sebagai bahan antibakteri bisa bermanfaat untuk membunuh bakteri penyebab penyakit.
Aspek ontologi, epistemologi, dan aksiologi dalam penelitian tentang sirih merah:
1. Ontologi : Mencirikan apa sesungguhnya yang terjadi pada sebuah fenomena. Biasanya dicirikan dengan adanya sebuah pertanyaan berupa “ Apa “. Misalnya
- Apa yang dimaksud dengan ilmu biologi itu?
- Apa yang dimaksud dengan ilmu kimia itu?
Dalam kaitannya dengan penelitian sirih merah yakni Apa ilmu mikrobiologi itu? , apa yang terjadi ketika ekstrak sirih merah diberikan pada bakteri gram positif dan bakteri gram negatif?. Dari sini akan timbul sebuah pertanyaan besar tentang pemberian sirih merah terhadap bakteri sehingga akan memacu seseorang untuk aktif mencari jawaban atas itu semua yakni dengan cara melakukan sebuah penelitian.
2. Epistemologi : mengungkapkan cara memperoleh sebuah metode ilmu, yang biasanya dicirikan dengan sebuah pertanyaan “ Bagaimana “. Misalnya
- Bagaimana metode yang digunakan dalam ilmu biologi untuk meneliti sebuah fenomena ?
Dalam penelitian ini aspek epistemologi dicari dengan menggunakan metode untuk penelitian yang terdapat pada bab II (dalam jurnal). Metode yang digunakan yaitu metode eksperimental laboratorium untuk membuktikan adanya kemampuan antibakteria ekstrak sirih merah terhadap bakteri standar laboratorium. Bakteri gram positif pada penelitian ini dilakukan pada Staphylococcus aureus sementara untuk bakteri gram negatif dilakukan pada Escherichia coli. Penelitian meliputi prepasasi sampel, pembuatan ekstrak, dan uji daya antibakteri.
3. Aksiologi : aspek ini menitikberatkan faedah dari keberadaan ilmu itu sendiri. Biasanya dicirikan dengan kalimat tanya "“Untuk apa “. Misalnya
- Untuk apa mempelajari fenomena yang terjadi dalam biologi ?
Penelitian sirih merah dalam kaitannya sebagai bahan anti bakteria bisa bermanfaat untuk mengetahui cara membunuh bakteri penyebab penyakit.
Asumsi dalam penelitian tentang sirih merah
Pada daasarnya asumsi merupakan anggapan dasar yang sudah dianggap benar dan tidak perlu dibuktikan kebenarannya. Dalam penelitian ini bakteri yang digunakan merupakan bakteri sejenis yang memiliki struktur dan kandungan yang hampir sama sehingga tidak perlu dilakukan penelitian lagi untuk menguji struktur dan kandungan bakteri.
Filsafat mengajarkan orang berfikir secara radikal dan menyeluruh atas sebuah fenomena. Ada yang bilang filsafat merupakan the father and the mather of science karena semua ilmu memiliki filsafat tersendiri
ReplyDelete