Search This Blog

Sunday, November 7, 2010

TUNAS TUNASKU

Mentari seperti biasanya tiada henti-hentinya memberikan sinarnya kepada seluruh makhluk dibumi. Burung menunjukkan keahliannya memamerkan nyanyian pada pasangannya, tak lupa pula anak-anak mereka ikut bernyanyi bersamanya. Di pojok yang jauh sana terlihat seorang anak yang duduk termenung menunggu kehadiran orang tuanya yang sedang mencarikan makan buatnya dan pula adik-adiknya yang kebetulan menunggu juga disampingnya. Sang ibu datang dengan membawa makanan sambil sesekali memandang indahnya rerumputan bergoyang ditengah persawahan. Meskipun terlihat raut muka yang sudah mulai keriput dimakan usia namun patut diacungi jempol semangat dan pengorbanan ibu 4 anak ini. Demi sesuap nasi untuk anak-anaknya beliau rela kerja siang malam hanya untuk mencari rupiah. Ibu Maryam, begitulah anak-anak mereka memanggilnya, ibu ini sayang sekali terhadap anak-anaknya, sesekali beliau teringat akan suaminya ketika memandang anak-anaknya yang sudah 2 tahun meninggalkan dia untuk selama-lamanya.
“Horee. . . . makanan sudah tiba,”ucap Sandi (anak tertua dari ibu Maryam). Adik-adiknya berteriak kegirangan menyambut kedatangan ibunda tercintanya. “ Anak-anak lihat apa yang ibu bawa, ini buat Ira, dan ini Acong, dan ini buat si bungsu Yanti serta ini buat kau Sandi, Nak!!”, kata Ibu Maryam sambil memberikan bungkusan makanan untuk anak-anak mereka. Dikala ketiga adik-adiknya berteriak kegirangan, namun wajah murung Sandi terlihat dikala melihat adik-adiknya yang mulai akan memakan makanannya. Sang ibu pun melirik kearah wajah Sandi sambil berkata dengan penuh kasih sayang.”Ada apa kau Nak, bukannya kamu ikut senang melihat adik-adikmu bahagia,”. “Ibu, sampai kapan ibu bekerja sendirian kayak gini ??, Sandi sebenernya juga pengen bantu ibu tapi ibu selalu melarang, kenapa ibu???”tukas Sandi sambil berkaca-kaca matanya. “Sandi sayang,,,biarlah ibu saja yang mencari nafkah dan kamu harus jaga adek-adekmu,”ucap ibu Maryam dengan penuh bijaksana pada Sandi.
“Tapi ibu Sandi juga kan nggak tega melihat ibu bekerja sendirian siang malam” bantah Sandi.
“Eitt, Kamu nggak boleh bilang begitu, itu sudah menjadi tanggung jawab seorang ibu untuk mencari sesuap nasi untuk anak-anaknya,”Ucap Maryam dengan penuh bijaksana.
tunggu sambungan novel selanjutnya.............

No comments:

Post a Comment